Ka Andiyuda Ka Harut Mbak Endang Ka Joni Ka Niar Ka Fajar Ka Rini |
Memaksa mereka mengingat kisah duapuluh-tigapuluh tahun lalu
memang bukan hal mudah. Namun rasanya kisah duapuluh tigapuluh tahun mereka itu
memang tidak pernah terlupakan. Selalu teringat teruntuk mereka para anak cucu.
Sebuah silaturahim yang tak pernah terputus sejak tahun
1982-sampai-sekarang. Sudah satu dua tiga empat alumni PAS yang saya kunjungi
dan cerita mereka pun beragam nan penuh irisan. Rasanya tahu banyak hal dari
masa lalu, masa awal terbentuknya PAS jadi membawa saya ke masa lalu.
Masa kejayaan Salman, dimana masjid kampus pertama di
Indonesia ini menjadi tonggak awal sebuah organisasi yang bergerak di semua
bidang. Mulai anak-anak, mahasiswa, sampai orangtua. Segitiga emas itulah yang
menjadi bekal bahwa mereka, para alumni pioneer PAS telah menjadikan mereka
banyak belajar, dan sekarang terbukti dengan prestasi-prestasi yang mereka
raih. Ada yang membangun sekolah, ada yang menjadi trainer keren, jadi
pembicara, ada yang sampai tinggal di luar negeri, dan baanyak hal yang membuat
“wah” bagi saya.
Kalau kata Ir. Soekarno itu istilah kerennya “JAS MERAH”
akronim dari “JAngan Sekali-kali MElupakan sejaRAH”. Betul bahwa dengan cara
saya kembali mendengar kisah sejarah dari sumber pelaku utama sejarahnya itu, sungguh
membuat saya merasa seperti kembali kepada kekerenan sejarah yang telah mereka
ukir dengan sungguh-sungguh. Hingganya sampai saat ini terpaut kuranglebih
tigapuluh tahun sejak mereka dirikan nyatanya masih ada.
Kisah-kisah mereka yang paling berkesan, kisah-kisah yang
paling nyebelin, sampai kisah “bonus” karena aktif menjadi bagian pengurus di
organisasi PAS-ITB ini. Sungguh membuat saya terkesima dengan kisah-kisah yang
mereka tuturkan. Bahkan ada beberapa hal yang menjawab permasalahan-permasalahan
organisasi yang ada saat ini. Kerennya mereka dengan sungguh-sungguh walaupun
penuh keterbatasan saat menjalankan organisasi ini, namun silaturahminya itu
hingga saat ini masih terjalin, bagai satu tubuh, bahkan saudara.
Harapan saya, bukan hanya saya yang merasakan kerennya para
alumni-alumni PAS ini. Saya ingin mengajak para kakak-kakak yang masih aktif
disana juga dapat merengkuh Jas Merah PAS ini. Mungkin saat ini silaturahmi ke
rumah adik binaan lebih prioritas, mungkin juga hanya untuk sekedar menggugurkan
kewajiban. Hal kecil memang, namun pengaruhnya sangat besar. Sekedar bertemu,
sekali dua kali mungkin belum terasa, namun ketika silaturahmi menjadi agenda
rutin maka sangat terasa manfaatnya. Mungkin bukan sekarang, namun bisa jadi
suatu saat nanti, kuncinya hanya satu. Yakin.
Maka wahai para kakak-kakak aktif, rasakanlah sendiri
manfaat kunjungan ke rumah alumni itu. Kalau di ajak jangan sungkan. Lawanlah
kesungkananmu itu, yuk kenal mereka lebih dekat. Karena mereka peduli akan
generasi-generasi penerus ladang dakwah yang tak pernah putus ini. Karena
mereka keren, tentunya mereka sangat ingin menularkan kekerenan mereka.
0 comments:
Post a Comment