Thursday, February 16, 2012

Aku dan Masjid Salman ITB

Posted by Gigikucing at 5:12 AM
Masjid Salman ITB
Kenapa ya aku bisa ada di salman ITB?
Takdir, ya takdir yang dimulai dari kesasarnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mencari LPP Salman. Jangankan LPP Salman, mesjid Salmanpun aku tak tahu.
Menuju ke kampus ITB dari sekolah ku dengan menggunakan angkot jurusan riungbandung-dago, lalu turun di dipatiukur, lalu entah naik angkot jurusan apa itu . diturunkanlah aku di jalan
tamansari. Aku mulai memasuki gerbang kampus itu, disambut oleh bangunan perpustakaan ITB, masih sama seperti 2 tahun yang lalu. Ketika aku dan teman teman satu angkatan diberi tugas untuk mencari referensi tentang sampling disana.

Mungkin orang-orang aneh melihatku yang tampak linglung dengan memakai seragam putih abu berada di kampus seluas ini sendirian. Awalnya aku ragu-ragu untuk bertanya kepada orang-orang yang ada disekitarku. Tapi ternyata aku malah kesasar, entah berada dimana ini?. Ya, yang jelas aku ada di dalam kampus ITB. Biarlah bibirku bertanya-tanya kepada orang-orang yang ada di dalam kampus ITB. Bertanyalah aku kepada seorang mahasiswi yang sedang berjalan entah menuju kemana.
“Maaf teh saya numpang tanya. Kalau mesjid Salman disebelah mana ya?”
“oh lurus aja ntar belok kiri.”
“makasih teh.”
Sebenarnya jawabannya itu kurang memuaskan. Ada belokan ke kiri tapi kalau aku lurus lagi ada belokan lagi. Alhasil aku bertanya lagi, tapi kini bukan kepada mahasiswi, sekarang bertanya kepada mahasiswa.
“Maaf ka, saya boleh numpang tanya?”
"ya, tanya apa?"
"Kalo Masjid Salman ITB di sebelah mana yaa?"
"Oh yang kotak itu ya?"

(dalam hatiku keheranan. hah kotak kok) "uh, i iya"
"lurus aja keluar gerbang terus nyebrang, disana ada masjid Salman ITB."
"makasih ya kak."
segera kudapati jalan itu dan mengikuti apa yang telah diarahkan oleh kakak yang tadi.

sesampainya di Masjid salman aku heran sendiri. .lho jadi apanya yang kotak? Bangunannya?
Aku tidak meniliknya sedetail mungkin .yg jelas kesan pertama melirik masjid itu tidak tampak seperti masjid!

Legaa akhirnya sampai juga .tapi belum berakhir disini, tujuan sebenarnya adalah LPP salman

Duduk di suatu bangku panjang berjejer d dpan tempat pnyimpanan sepatu. Ya sejenak aku redakan rasa letihku.
Oh ia lupa, walaupun hanya sendirian aku tak merasa sendiri. Karna sahabatkulah yg memanduku dari mulai naik angkot riung sampai duduk di bangku panjang berjejer rapi ini.

Masih aku berkirim kirim SMS dengan dia. Kini aku bertanya dimana LPP? Aku sudah sampai di Salman. Ternyata memang tak jauh, bahkan tadi aku lewat LPP.
Melihat anak2 berseragam putihabu masuk ke ruangan itu semakin yakinlah aku bahwa itu benar LPP
Aku menyerahkan persyaratan-persyaratan untuk mengikuti test Beasiswa Perintis gelombang 2. Petugas disana memberiku kartu peserta bertuliskan no. 1295

Setelah mendapat kartu itu aku tidak langsung bergegas untuk pulang. Karena waktu salat Ashar sebentar lagi, ya tanggung salat disana saja deh.
Bentar .dimana tempat wudhunya?
Aku bertanya kepada ibu-ibu yang sedang merapikan sandal.
Lalu ibu-ibu itu menunjukan ku sebuah pintu. Tak jauh dari kursi berjejer tempat menunggu. Setelah wudhu aku memasuki masjid itu.

Subhanallah luasnya .arsitekturnya itu loh yang begitu asing. Berbeda dari masjid2 lain yg biasa aku temui. Masjid kotak tanpa kubah, lantainya pake kayu, jendelanya banyak, pintunya juga pintu kayu, ada mihrabnya, terus itu lho ada kotak hitam yang mirip ka'bah di bagian mimbar, dan satu lagi yg buat masjid ini semakin kotak. Tak ada tiang di dalam masjid! Adapun tiang itu di luar masjid sbagai penyangga kotaknya itu lhoo .

Wah jadi panjang lebar deh tentang masjid yang buatku jatuh cinta pada pandangan pertama ini.

Satu yang tak terlupa dan tak pernah terlupa. Karena menjadi suatu khas di masjid salman.
Setelah iqomat dikumandangkan munculah ibu-ibu tadi terus berkata "rapatkan shaf"
Ya benar benar rapat, se-rapat-rapatnya. Karena tak ada sajadah di masjid ini. Hanya ber-alaskan lantai kayu berdempetan vertikal rapi.

Untuk tahiyat awal dan akhir saja agak susah. Namun disinilah aku merasakan ukhuwah yang begitu dalam. Orang yg d sebelahku tidak ku kenal. Tapi karena dekat itulah serasa saudara . Padahal emang sodara, ya sodara dari nabi Adam.

Di akhir salatku aku berdoa. "Ya Allah jikalau aku nanti diterima di ITB aku akan salat di masjid Salman ini"

Ya. .aku mengikuti program Beasiswa perintis itu karena harapanku aku diterima di ITB dan mendapat beasiswa. .

Namun kenyataanya .
Takdir berkata lain. Doa ku memang dikabulkan oleh-Nya .
Tapi bukan untuk mendapat beasiswa di ITB .

Mahkluk Learning Camp
Saat tes masuk .akupun tak menyangka .aku selalu lolos tes demi tes .hingga sampailah di tes untuk Learning Camp (LC).
Tiga minggu lamanya aku di gojlok di Kampung Cilengkrang untuk menghadapi SNMPTN .

Karena LC itu aku kenal aktivis-aktivis salman .
Seperti; teh Ani, teh Tristi, ka Adit, ka Irfan, ka Prazz, teh Anis, teh Tiwi, teh Sari,  ka Darma, Ka Sepz, dan masih banyak lagi..

Merekalah yang mengenalkan ku pada sebuah dunia baru. Mungkin sebut saja universitas kehidupan. Terlebih lagi saat aku dikenalkan oleh ka Prazz dengan Salman Media. Sebuah tak kesengajaan itupun setelah membahas soal-soal SNMPTN 2011.

Disana aku kenal Ka Yudha, lalu ka Vian, terus dan terus berlanjut hingga akhirnya aku terjun dan benar-benar jungkirbalik dunia asalku. Betapa tidak? yang asalnya Kimia bidangku menjadi Jurnalistik. Bermula dari pelatihan ke pelatihan jurnalistik, hingga terjun langsung meliput suatu acara.

Bulan Ramadhan 1432H adalah debutku menjadi seorang reporter. Suka-dukanya benar-benar terasa. Satu masalahku, yah saat mengedit tulisan. bersama ka Irfan, memang sedikit perubahan yang aku alami untuk menjadi tulisan yang lebih baik. Kata-kata ka Yudha lah yang menginspirasiku "Aul, kamu punya potensi" ya kata itu ku ingat selalu.

OHU Ramadhan pun tiba. unit salman yang aku ikuti adalah Aksara. karena memang sangat mendukung terlebih dalam ranah tulis menulis. Hingga kini ku ada di salman.. Sesuai doaku untuk shalat di masjid salman ITB. dalam artian aku memiliki keterikatan dengan masjid salman ITB.

Sebenarnya banyak unit-unit Salman selain Aksara, seperti Pembinaan Anak-anak Salman (PAS), Keluarga Remaja Masjid Salman (KARISMA), Majelis T'a'lim (Mata), Pusat Tenaga Tepat Guna (Pustena). Entahlah saat itu aku hanya tertarik pada Aksara saja. Pokoknya unit literasi saja cukup.

Ternyata takdir berkata lain. Emang dasarnya Ramadhan itu bulan penuh berkah. saat itu aku diajak oleh ka Irfan R. untuk menjadi fasilitator mentoring adik di Darul Hikam Internasional School (DHIS). Disanalah aku dibuat jatuh cinta dengan dunia anak-anak.

Sehingga aku tertarik dengan PAS. Karena itulah sekarang aku menjadi Kakak PAS. Semakin aktif lah aku di Salman. Apalagi kegiatannya PAS itu lebih menguras tenaga dibandingkan unit lainnya. Tak mengapa, yang jelas aku lakukan semuanya karena Allah. Karena Allah telah takdirkanku berada disini.

0 comments:

Post a Comment

 

Coretan Gigi Kucing Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea