Gengsi? Namanya juga "Usaha"

My First PotatoNAaat

Dais adalah seorang siswa kelas 2 SMP .
Ia dikenal oleh teman sekelasnya sebagai penjual "PotatoNAaat" alias Donat Kentang .

Baru 1 minggu ia berjualan, ia sudah dikenal oleh teman temannya baik di luar kelas, di tempat ekstrakurikuler pramukanya, bahkan sampai guru-guru SMP nya telah knal dengannya .

Hari itu selepas pulang sekolah, potatonaat yg tersisa tinggal
delapan donat lg. Dais ditemani Dena, sahabatnya menuju kantin.

"Bu, beli energen hangatnya satu," pesan Dais.
"Nit, ayo tawarin donat," bisik Dena.
Tanpa berdiam diri, Nita mengangkat wadah berisi donat kentang itu ke atas meja kantin.

"Bu, aku jualan donat kentang, mau beli?" tawar Dais.
"Donat kentang? Emang ada ya?"
"Ada nih donatnya," ujar Dais sambil menunjukkan donat kentangnya.
"Oh gitu ya, boleh dong ibu nyobain. Beli dua ya," ujar si ibu warung sambil mengeluarkan selembar uang kertas 2ribuan.
"Nih donatnya bu, makasih ya"
"Oh ia, ini energennya"
"ia ini bu, uang ibu kembali, seribu lagi beli chiki, jadi biar pas duaribuan. Hehe"
Dais, Dena, dan si ibu warung tertawa riang.
"Ini donatnya siapa yg buat neng?" tanya si ibu warung memecah tawa.
"Mamah yang buat bu," jawab nita sambil menyeruput energen hangat tadi.
"Wah, si neng hebat yah... ngga gengsi jualan gini."
"Kenapa harus gengsi? Namanya jg usaha bu," jawab Dais sembari tersenyum lebar.

Dena masih saja tertawa.
Dais adalah adiku yang berani membuka cabang PotatoNaat kedua di sekolahnya. Cabang pertama adalah di tempatku mencari ilmu, kampusku tercinta. Aku salut kepada Dais, dia tidak malu apalagi gengsi jualan donat. Katakatanya "Gengsi? Nggak tuh, namanya juga Usaha"
Right bgt!