Thursday, August 14, 2014

Takaran Senyawa "Dosa"

Posted by Gigikucing at 5:12 AM
Aku sedang mengeja unsur-unsur kimia yg tertempel di lemari bajuku. Membawaku ke tiga tahun yang lalu. Saat aku harus menghafal semua unsur-unsur periodik itu. Mengingatkanku bahwa dulu aku pernah terjun ke dunia 'chemisty'.


Pengenalan alat-alat laboratorium, pengenalan materi-materi dasar kimia, sampai bahan-bahan kimia yg selalu kutemui di setiap praktikum kimia. Level 1A, Level 1B, sampai Level 1C .ingatkah itu semua kawan?

Setelah unsur beranjak ke senyawa. Aku memasukkan senyawa'ku' kedalam gelas kimia yg selama ini terkumpul. Namun gelas kimia itu pecah, tak sanggup menampung senyawaku. Berceceran bercampur dengan pecahan kaca silika. Lalu aku mengumpulkan senyawa-senyawa yg bercecer itu dngan spatula, namun apadaya spatulapun patah. Tak sanggup mengambil senyawa'ku'.

Membuatku penasaran untuk mengukurnya kedalam neraca analitik. Sungguh disayangkan, neraca sekalipun tak dapat mengukur berapa berat senyawa yg aku hasilkan. Angka digital di neraca menunjukkan tak hingga.

Aku segera mengeluarkan senyawa-senyawa itu dngan kertas perkamen. Apa yg terjadi membuatku semakin tak percaya! Kertas perkamen itu terbakar seperti terkena asam sulfat pekat. Akhirnya aku ambil langsung dengan tanganku. Panas terasa di setiap ujung-ujung jariku. Tanganku menjadi hitam legam karenanya.

Aku mundur menjauhi senyawa2 itu sambil melihat kedua tanganku yang menjadi hitam. Apakah ini? Senyawa apa sampai menghitamkan tanganku?

Aku duduk lalu tersungkur untuk bersujud. Air matapun tak bisa terbendung lagi. Aku menjerit2 "Ya Allah apakah ini senyawa dosaku? Jangankan mengukur, untuk menakar, bahkan menyentuhnyapun aku tak kuasa. Seperti inikah dosaku? Bahkan neracapun menunjukkan angka tak hingga. Apakah malaikat Rakib tidak pernah mencatat jurnal amalan baiku? Apakah Malaikat Atid yg sering aku sibukkan untuk mencatat jurnal senyawa dosaku? Kalau begitu aku tak sanggup untuk memberikan jurnal dosaku kepada-MU Ya Rabb."

Aku menghapus air mata yg terus mengalir di sujud panjangku. Seakan ada jawaban dalam lubuk hatiku yang terdalam. Seakan ada yg membisikkan sesuatu kedalam hati nuraniku.
"Ingatlah bahwasanya Allah Maha Pengampun, Maha penerima Taubat, Maha pengasih, Maha penyayang, Maha Segalanya. Masih ada waktu untuk memurnikan senyawa-senyawa dosa itu."

Aku segera mengumpulkan senyawa tersebut. Memisahkan campuran senyawa pengotor dengan lempeng kertas kromatografi. Mendestilasinya dengan campuran senyawa pahala. Aku memasukkan senyawa tersebuk kedalam Furnice dengan suhu 1200 derajat celcius. Setelah 1 jam lamanya, aku mengeluarkan senyawa tersebut, lalu membiarkannya didalam udara terbuka. Setelah 15menit aku masukkan kdalam eksikator. Setelah semua panas terserap oleh silikon2 dalam eksikator aku mengeluarkan senyawa2 itu dan menginkubasi senyawa dosa itu dalam oven dengan suhu 37 Celcius selama 1bulan penuh.

Hingga tibalah hari dimana senyawa dosa itu telah kembali murni. .

Namun tetap saja senyawa-senyawa murni itu sangatlah rentan terhadap pengotor-pengotor dosa. .

0 comments:

Post a Comment

 

Coretan Gigi Kucing Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea