Kondisi gigikucing setelah pulang ke rumah |
Sebuah mobil kijang berwarna
hitam berhenti di depan gerbang ruang IGD tempat saya berdiri. Mobil itulah
yang akan mengantarkan saya pulang ke rumah. Saya dibantu masuk kedalam mobil
oleh ua Lilis. Tepatnya saya duduk di belakang bapak supir, sebelah jendela.
Saat itu jendelanya terbuka, ingin saya menutupnya karena tatkala luka di wajah
ini terkena angin, periih sekali. Pak supir pun menutupkan jendelanya, kemudian
mobil ini melaju, meninggalkan RSHS.
Sungguh indah perjalanan malam ini, melewati jalan layang pasupati yang tersorot lampu warna-warni menjadi
semakin enak dipandang mata ini. Sambil menikmati perjalanan menuju pulang ke
rumah, saya mengobrol banyak dengan ua, mamah dan saudara-saudara saya yang
turut menjemput saya. Kalau bapak saya pulang sendiri naik motor.
Lantas bagaimana dengan motor
saya? Kakak-kakak PAS telah membawanya pulang. Namun bukan ke rumah, motornya
dibawa ke Salman saja. Nanti besok pagi sekalian dibawa ke rumah saya bareng
kakak-kakak PAS yang mau menjenguk saya di rumah.
Setibanya di rumah, saya langsung
menuju ke kamar. Awalnya saya takut untuk melihat cermin. Namun saya juga
penasaran bagaimana rupa wajah saya. Makin cantikkah? He he. Dan saat saya
melihat wajah saya di cermin. Waaa.. speechless. Memar di pelipis mata kiri, di
bawah hidung, di bawah mulut, serta mulut yang “jeding” mungkin sekitar 3 Cm.
Sementara itu, mamah langsung
memetik beberapa lembar daun Binahong di kebun belakang rumah saya untuk obat
luka dan memar di wajah saya. Daun binahong itu kemudian dihaluskan sehingga
menjadi seperti bubur berwarna hijau. Setelah halus, mamah pula yang
mengoleskan daun binahong itu ke wajah saya. Perih! Tatkala daun binahong itu
menempel di wajah saya.
“Sing sabar, meh gancang garing
luka na,” (yang sabar, supaya lekas kering luka nya) kata mamah sambil
mengoleskan bubur daun binahong itu dengan lembut.
Saya hanya bisa meringgis menahan
perih. Setelah itu saudara-saudara saya pamit pulang ke rumahnya masing-masing.
Alhamdulillah untuk hari ini, betapa banyaknya yang sayang kepada saya. Betapa Allah
sayang kepada saya.
Keesokan harinya, sekitar pukul
07.00 mamah sudah menyiapkan sarapan untuk saya. Mamah pula yang menyuapi saya.
Sebelum makan, saya minum obat sebelum makan. Obat yang diberikan dari RSHS itu
harus diminum. Setelah makan juga saya harus minum obat lagi, entah obat apa
yang jelas bukan obat penyembuh, hanya penahan rasa sakit.
Saya makan lumayan lama, karena
mulut saya yang maju 3 Cm adi buka mulut pun agak susah. Ada sekitar setengah
jam saya baru selesai makan. Setelah itu saya hendak pergi ke bengkel tulang. Kebetulan
yang pijatnya masih saudara dari kakek saya. Bapak saya yang sudah pergi ke
sawah sejak subuh segera pulang untuk mengantar saya ke bengkel tulang. Mamah pun
ikut, diantarkan oleh suami bibi saya.
Setibanya disana, saya
dipersilakan masuk kedalam ruangan untuk dipijat dan dibenarkan tulangnya. Kalau
istilah sunda namanya “dibatek”. Saya berbaring di kasur, balutan tangan kiri
saya dibuka. Saya melihat bentuk tangan saya, benar-benar bengkok! Patahan tulangnya
agak menonjol. Saya berbaring lagi. Mulailah “dibatek” dan AAAaaaaa!! Saya
menjerit dalam hati.
Menu 4 Sehat 5 Sempurna Gigikucing selama kurang lebih 2 bulan |
“Terektek” begitulah bunyi tulang
tangan kiri saya saat dibatek. Begitu terasa, sakit tapi tidak berlangsung
lama. Setelah itu tangan saya dibalut lagi dengan gips kayu agat tetep tegak. Saya pun diberikan resep makanan
apa-apa saja yang bisa saya makan. Seperti daging sapi, tahu, tempe, sayur
bayam, kaki sapi, wortel, ikan mas, papaya, alpukat, pisang, dan susu. Yaa kurang
lebih selama 2 bulan kedepan itulah menu lima sehat empat sempurna saya.
Setelah usai dibatek saya pulang
ke rumah lagi. Istirahat sambil berbaring di kasur yang ada di kamar. Tak lama
kemudian, terdengar suara ketukan pintu, disusul dengan salam.
“Wa’alaikumsalam,” jawab saya
masih sambil berbaring.
Ternyata itu Ua Mala dan nenek
saya yang datang. Nenek menatap iba kepada saya, ada bening di mata nenek saat
menatap saya. Kemudian nenek mengecup kening saya. Mengundang haru dan bening
di mata saya juga. Padahal kemarin saat bertemu nenek di rumahnya saya masih
baik-baik saja. Namun kini beginilah adanya.
Setelah nenek, teh tia bersama
anaknya cila dan A’Akim datang. Ua lilies dan Ua Cucu datang lahi. Kemudian Ua
Nia dan Teh Ovi serta Ua Dindin pun datang. Mereka semua saudara saya, datang
menjenguk saya.
semangat sembuh dari patah tulang gigikucing |
Terimakasih kakak-kakak atas
kunjungannya. Terimakasih saudara-saudara saya yang datang menjenguk saya juga.
Terimakasih Allah, betapa Engkau sayang hambamu ini. Buat saya sadar banyak
hikmah atas kejadian ini. Buat saya merenung, betapa sesungguhnya keda orangtua
saya sangat sayang pada saya. Sebesar apapun salah saya. Tetaplah saya anak
mereka yang selalu disayang.
Mamah, mamah yang masak makanan yang
dianjurkan bengkel tulang, mamah membantu saya mengelap badan saya, mamah yang
memotongkan kuku saya, mamah yang mengkeramasi rambut saya, mamah yang
mencucikan baju saya. Mamah tak pernah lelah mengurus anaknya ini, yang kini
tangan kirinya patah tulang. Entah bagaimana saya dapat membalas semua ini. Karena
ianya semua kasih sayangnya tak dapat saya balaskan. Allahurabbi.. Alhamdulillah..
Alhamdulillah, teman-teman saya
pun banyak yang mendoakan saya, apakah lewat sms, telpon, sampai di facebook
pun banyak yang medoakan saya. Mendukung saya agar lekas sembuh.
Semangaat sembuuh yaa gigikucing!! |
Belum baca part 1 nya? klik disini
Belum baca part 2 nya? klik disini
0 comments:
Post a Comment