Aku sayang
kamu Sony! Sungguh! Mungkin sayangku padamu melebihi sayangku pada-Nya sehingga
dengan mudahnya Dia mengambilmu dariku… maaf… padahal umurmu belum satu tahun
bersamaku.. kini kamu harus mati dalam keadaan mata terbuka selamanya~ Oh
Sony..
Sungguh ini
murni salahku yang teledor membiarkanmu berpindah ke tangan yang lain. maafkan
aku.. dan bahkan kata maafku pun tak akan mampu mengembalikanmu dalam kondisi
seperti sediakala. Air matapun sudah kering, tidak aku tidak akan menangis
karena ini. Buat apa? Yaa sudahlah biarlah rintik-rintik hujan ini mewakili
tangisku yang tak kunjung tumpah.
Meringgis tiap
kali aku melihatmu. Hasil jerih payah tabunganku dan kini saat aku ingin
memperbaikimu tak ada sepeserpun tabunganku. Ahh Sony maafkan aku. Sekali lagi.
Rasa bersalahku kan selalu meluap tiap
kali melihatmu tersimpan dalam sebuah tas. Bahkan masuk kedalam tempat aslimu
takkan muat. Ya karna lensamu tak dapat tertutup. Membelalak buta.
…
Klik!
Suaramu begitu nyaring. Kala itu kau lincah temani setiap langkahku. Kemanapun aku
pergi kamu pasti selalu ada, menemaniku. Bahkan kamu ada menemaniku saat pergi
ke belahan Indonesia bagian tengah tahun lalu. Lukiskan sejarah melalui
gambar-gambar yang kamu hasilkan.
Sepulang dari sana
pun kamu tetap temaniku. Abadikan langkah-langkah kecil mereka bocah-bocah
pengikat hati di Pembinaan Anak-anak Salman. Setiap ahad selalu kamu ada di
genggamanku untuk sekedar abadikan segurat senyum ikhlasnya mereka. Tawa canda
riang selalu buncah kala aku jadikan kamu mata keduaku. Abadikan moment-moment
tak terlupakan.
Karena kamu
tumbuhkan kesenangan baruku di kota kembang ini. Sungguh ini benar-benar kota
kembang. Ada banyak jenis kembang (bunga) disini. Ukurannya pun beragam. Ada yang
kecil sampai terbesar. Warnanyapun beragam, merah kuning hijau biru ungu semua
ada.
Karena kamu
aku bisa abadikan setiap tingkah polah lucu binatang kesukaanku. Kucing. Mereka
sungguh lucu dan menggemaskan. Sayangnya aku tak pernah bisa untuk sekedar
merawatnya dan membawanya ke rumahku. Jelas karena mama dan bapak ku tidak suka
mereka. Karena kamulah aku dapat merekam setiap tingkah polah lucu mereka. Kucing.
Karena kamu
aku bisa merekam setiap panorama-panorama indah kala hujan usai. Pelangi. Panorama-panorama
kala mentari hendak membuka hari. Panorama kala mentari hendak menutup hari. Panorama
alam-alam indah disini, masih di kota kembang.
Karena kamu
aku bisa merekam setiap hal-hal unik. Bahkan saat aku tampil menyanyikan suatu
lagu. Kamulah yang menjadi penrekam senandung yang aku lantunkan.
Lantas sekarang
aku hanya bisa meratapi nasibmu yang telah tak berdaya dengan mata terbelalak-mu
namun buta. Karena kamu aku bertekad untuk menabung lagi, semoga kamu bisa
kembali seperti sediakala. Oh sony ku sayang. Agar bisa temani setiap langkahku
kemanapun aku pergi. Abadikan setiap moment indah bersamaku. Lanjutkan misiku
untuk mengabadikan setiap bunga di kota kembang ini.
0 comments:
Post a Comment