Ada satu kisah seorang anak kecil dan ayahnya .
Suatu hari si anak itu merasa kesal terhadap temannya, karna ia sering dijahili, dihina, di olok-olokan .
Si anak bercerita kepada ayahnya .
"Ayah, aku kesal kepada temantemanku", keluh si anak.
Ayahnya mengambil sebidang papan polos dan segunduk paku .
"Tancapkan paku ini setiap kau kesal kepada temanmu" .saran ayahnya .
Si
anak menuruti saran ayahnya, ia terus menancapkan paku pada papan itu.
Hingga suatu saat papan itu telah penuh tertancap paku.
Si anak bingung,
dimana lagi ia tancapkan paku? Ia bertanya lagi kepada ayahnya.
"Ayah, papan ini sudah penuh tertancap paku, dimana lagi aku menancapkan paku?" tanya si anak.
Sang Ayah tersenyum.
"Sekarang
maafkanlah setiap orang yg membuatmu kesal. Setelah kamu bisa memaafkan
kesalahan satu temanmu, maka cabutlah satu paku pula" tutur ayahnya.
Si
anak itu menuruti saran ayahnya lagi. Akhirnya semua paku telah
tercabut, artinya anak itu telah memaafkan smua kesalahan2 temannya .
Lantas si anak bertanya lagi kepada ayahnya .
"Ayah,
semua paku telah kucabut. Akupun telah memaafkan semua kesalahan2
temantemanku, sekarang apa yg harus aku lakukan?" tanya si anak.
Ayah tersenyum lagi .
"Lihatlah, apa yg terjadi pada papan ini? Bandingkan dengan papan polos yg ayah berikan dahulu"
"Ia ayah, papan ini penuh lubang", ujar si anak.
"Itu
artinya, setiap kau memaafkan seseorang maka akan tetap meninggalkan
luka, jika telah seperti itu. Apakah yg harus dilakukan? Walau
bagaimanapun lubanglubang itu tidak dapat dikembalikan seperti semula.
Kamu bisa mengubur luka-luka yg masih membekas itu dalam hatimu.
Ikhlaskan apa yg telah terjadi. Karna sesungguhnya itu semua hanyalah
ujian. Ujian hatimu. Ujian dari Tuhanmu. Maka terimalah apa yg terjadi
padamu dengan ikhlas. Maka bersabarlah, karna jikalau bersabar kau telah
lulus melewati semua ujian-Nya." jelas ayahnya.
Si anakpun
mengerti. Kini ia terus mengaplikasikan betapa pentingnya ikhlas dan
sabar itu dalam melewati setiap ujian yg diberikan Tuhan .
Bicara soal luka .
Pernahkah
saat kita masih kecil terjatuh? Lantas meninggalkan luka. Lambat laun
luka itu membeku, dan hilang. Lihatlah bekas luka itu, apa yg terjadi?
Luka itu menjadi berwarna hitam, berbeda dari warna kulit. Tapi seiring
tumbuhnya kita, lambat laun luka itu berwarna sama dengan kulit kita.
Luka saat kita kecilpun telah hilang.
Lantas apakah jika
saat kita sudah besar terkena luka, apakah karena pisau, atau kena
paku. Maka tetap sama. Menbekas warna hitam di kulit. Lalu berapa
lamakah luka itu bisa menyerupai warna kulit? Saangat lama . Mungkin
bertahun-tahun.
Artinya . Saat kita masih kecil, begitu
mudah memaafkan seseorang. Namun saat beranjak dewasa, begitu sulitnya
memaafkan itu. Berat rasanya mengalahkan ego itu.
Intinya, masa kita yang ngakunya udah dewasa, kalah sama anak kecil?
Nggak mau kan?
Maka dari itu. .marilah lapangkan dada kita agar mudah seperti anak2 .betapa bersihnya hati anak2 itu .
Bersihkan hati kita kawan. .
Betapa indahnya Ikhlas dan Sabar itu .
Tamu Kecoretan GigiKucing
Blog Archive
Translate this blog
Entri Populer
-
Sebenarnya ini bukan tulisan saya, pun ini bukan sebuah cerpen. Ini adalah sepucuk surat dari seorang akhwat (Perempuan) kepada seorang ikhw...
-
Di sebuah kota tentram bernama Bandung, hiduplah tiga sahabat kecil. Mereka disebut trio sundaers yang terdiri dari Sangkuriang, Kabaya...
-
Hasil Rontgen tangan kiri gigikucing di RSHS Saya tak melihat kak deni, ka tezar, kak cakra, dan dua orang pemuda yang telah menolon...
-
“Mama akan memberikanmu uang kalau kamu mau merubah sikapmu,” tegas mama yang sejak tadi masih duduk tenang di kursi ruang tamu. “Mah ...
-
“Kak, mau sampai kapan di PAS?” tanya seorang kakak padaku. “He? Kok nanya gitu?” jawabku sambil mendelik. “Iya ingin tahu aja, ...
-
Tangan kiri gigikucing Patah >_< Seperti biasanya hari selasa adalah jadwal mengajar les privat yang paling banyak yakni ketiga ...
-
Masjid Salman ITB Kenapa ya aku bisa ada di salman ITB? Takdir, ya takdir yang dimulai dari kesasarnya di Institut Teknologi Bandung (...
-
Oleh: Neisa Andriana* Subuh yang sunyi. Si Tengah di rumah sepupunya, Si Bungsu saya biarkan lelap –semakin nyenyak bila tidur di ka...
-
Aku pejamkan kedua mataku. Namun entah kenapa sosoknya justru semakin jelas terlihat. Senyumnya terkembang. Gigi gingsulnya melengkapi s...
-
Sebuah petualangan pemuda bahari selama dua puluh empat hari menyisakan kenangan-kenangan yang tak pernah terlupa. Betapa tidak? Karena i...
Saturday, February 18, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment