Iman (kiri) dan Yayang (kanan) sedang menggesekkan sterofoam (Foto: Aulia) |
Waktu masih kecil saya senang nonton film kartun. Apalagi saat tiba hari minggu. Sejak bangun
tidur, setelah subuh hal yang saya cari adalh remot control Televisi. Satu
chanel TV yang nonstop kartun tak pernah alfa dari daftar suguhan mata saya
ini.
Apalagi
jika tiba musim salju bulan desember. Tak ada salju memang di Indonesia ini. Khayalan
saya melayang jauuh.. jauh jauh disana tertuju ke arah tumpukan dus bekas
televisi. Penasaran apakah yang ada didalamnya?
Sehingga membuat tangan saya gatal untuk melihat apa isinya.
Sehingga membuat tangan saya gatal untuk melihat apa isinya.
Sebuah
sterofoam ada disana. Hingga terlintaslah di kepala saya untuk membuat salju
buatan dari sterofoam itu.
“Sreek…
sreek.. sreek…”
Begitulah
bunyi yang dihasilkan dari gesekan antara sterofoam dengan dinding yang permukaannya
kasar. Ya! Salju itu ada! Salju yang tidak dingin memang. Namun tetap indah
dalam khayal saya. Ada salju di bandung, tepatnya di istana khayal saya.
Yayang,
mengingatkanku akan semua itu. Masa-masa kecil saya dan istana khayal itu. Ia
melakukan hal yang sama persis apa yang saya lakukan dengan sebongkah sterofoam
putih.
“Teteh, ieu
aya salju!” (Kakak, ini ada salju), teriak yayang sambil menunjukkan saya salju
sterofoam putih itu.
Saya
tersenyum simpul. Indah, sangat indah. Lalu apa jadinya jika di Bandung ini ada
salju asli? Tak terbayangkan bagaimana dinginnya. Terpikir di nenak hanyalah
keindahan tiada tara. Sadar saya semua itu adalah kekuasaan-Nya.
Riang gembira
Yayang memainkan sterofoam itu. Gesekan-gesekan yang indah itu memang bagaikan
salju. Ahh.. pikir saya terlalu jauh melayang.
0 comments:
Post a Comment